Aksi teror telah dilakukan dua ekstrimis Malaysia, Noordin M Top dan Dr Azahari, di Indonesia. Ada alasan lain mengapa mereka melakukan aksi teror di Indonesia, bukan di negerinya sendiri.“Karena ketatnya pengamanan di sana, sehingga mereka mencari keamanan yang mudah,” kata mantan pemimpin Jamaah Islamiyah, Nasir Abas, dalam perbincangan di TvOne, Rabu, 29 Juli 2009 malam.
Tetapi, Nasir Abas buru-buru menegaskan bahwa aksi teror tidak terjadi di Malaysia, bahkan Singapura. Hambali, teroris asal Indonesia, pernah berniat dan tinggal mengeksekusi aksi teror di Bandara Changi, Singapura.
“Hambali ingin merusak Bandara Changi, Jembatan Johor. Hambali telah berusaha melakukan aksi di mana saja,” ujar kakak ipar terpidana mati bom Bali I, Muklas, ini.
Alasan lain yang menyebabkan teroris Malaysia beraksi di Indonesia adalah karena ajakan dari warga Indonesia. “Ini keinginan dari warga Indonesia. Hambali, Muklas mengundang dan memindahkan mereka (Noordin dan Azahari) ke Indonesia,” ujar dia sebelumnya.
Nama Noordin M Top diduga berada di balik bom bunuh diri yang menewaskan sembilan orang dan melukai 55 lainnya pada Jumat, 17 Juli lalu. Bahkan, pernyataan yang mengatasnamakan ‘Noordin M Top’ juga beredar di internet.
Pernyataan itu dipisah menjadi dua, yakni pernyataan khusus tentang tragedi bom bunuh diri di Marriott dan di Ritz Carlton.
Pemboman Marriott didedikasikan untuk Dr Azhari bin Husin. Sedangkan bom di Ritz Carlton didedikasikan untuk tersangka teroris yang tewas di Wonosobo, Gempur Budi Angkoro alias Jabir.
Jabir alias Gempur Budi Angkoro tewas dalam penggerebekan polisi 29 April 2006 di Wonosobo, Jawa Tengah. Anggota JI dari Madiun, sepupu Fathur Rahman Al-Ghozi, menempuh pendidikan di Ngruki 1993-1996, lulusan dan mengajar di Pesantren Darusysyahada.
Sumber : nasional.vivanews.com
0 comments:
Post a Comment